Kesulitan Berbagi dan Bergiliran

Pada usia 3-4 tahun, anak-anak masih berada dalam tahap egosentris, di mana mereka cenderung fokus pada keinginan dan kebutuhan mereka sendiri. Mereka sering kali menganggap mainan atau benda milik mereka sebagai bagian dari diri mereka, sehingga berbagi atau bergiliran terasa seperti "kehilangan" sesuatu yang mereka anggap berharga. Kesulitan berbagi dan bergiliran adalah hal yang umum di tahap perkembangan ini, namun penting untuk membantu anak-anak mengembangkan kemampuan sosial ini agar bisa membangun hubungan yang positif dengan teman sebayanya (Dunn, 2004).

Berikut adalah solusi mengatasi kesulitan berbagi dan bergiliran pada anak:

a. Ajarkan Konsep Berbagi secara Bertahap

Mulailah dengan mengajarkan anak tentang berbagi secara bertahap dan dalam situasi yang nyaman. Misalnya, mulai dengan mengajak anak berbagi mainan atau makanan dengan orang tua atau saudara di rumah sebelum melakukannya dengan teman sebayanya. Pendekatan bertahap ini membantu anak merasa lebih aman untuk berbagi.

b. Gunakan Contoh Nyata dan Berikan Model Perilaku Berbagi

Anak belajar dari contoh yang mereka lihat sehari-hari. Orang tua dan guru bisa menjadi contoh dengan berbagi atau bergiliran secara sengaja di depan anak. Misalnya, “Ibu akan berbagi pensil ini dengan kamu, sekarang giliran ibu, nanti giliran kamu.” Contoh nyata membuat anak lebih mudah memahami konsep berbagi dan bergiliran.

c. Gunakan Permainan Bergiliran

Ajak anak bermain permainan sederhana yang mengharuskan mereka bergiliran, seperti bermain bola atau permainan papan. Dalam permainan ini, mereka bisa belajar menunggu giliran dan memahami bahwa semua peserta akan mendapatkan kesempatan yang sama. Pengalaman positif dalam bergiliran ini bisa membantu mereka menjadi lebih terbuka saat bermain bersama teman.

d. Gunakan Timer untuk Membantu Anak Mengukur Waktu

Saat bermain bersama, gunakan timer atau jam pasir untuk memberi batas waktu giliran bermain. Katakan, "Kamu bisa bermain selama satu menit, lalu nanti giliran temanmu." Timer membantu anak mengukur waktu secara konkret sehingga mereka tahu bahwa mereka akan mendapatkan giliran bermain tanpa harus menunggu terlalu lama.

e. Beri Penguatan Positif dan Pujian

Ketika anak berhasil berbagi atau bergiliran, berikan pujian atau penguatan positif. Misalnya, “Kamu hebat mau berbagi mainan dengan teman!” atau “Terima kasih sudah menunggu giliran, kamu anak yang sabar.” Penguatan positif ini memperkuat perilaku berbagi dan membuat anak lebih mau melakukannya lagi di masa depan.

f. Bantu Anak Memahami Perasaan Teman

Ajak anak untuk memahami perasaan temannya yang ingin bermain dengan mainan yang sama. Misalnya, katakan, “Lihat, temanmu juga ingin bermain dengan mainan itu. Bagaimana perasaanmu kalau tidak bisa main?” Pendekatan ini membantu anak belajar empati dan memahami pentingnya berbagi untuk menjaga perasaan orang lain.

g. Latih Melalui Bermain Peran

Bermain peran adalah cara efektif untuk membantu anak mengatasi kesulitan berbagi. Buat skenario di mana anak perlu berbagi mainan dengan teman, dan bantu mereka mempraktikkan apa yang harus dilakukan. Misalnya, mereka bisa bermain sebagai penjual makanan yang memberikan giliran kepada pembeli untuk memilih makanan.

h. Batasi Jumlah Mainan atau Benda Favorit yang Dibawa Saat Bermain dengan Teman

Untuk mengurangi konflik saat bermain, batasi mainan favorit yang dibawa anak saat bermain dengan teman. Pilih mainan yang lebih umum dan bisa dimainkan bersama sehingga meminimalisasi ketegangan dan memudahkan mereka untuk berbagi.

i. Dorong Pemecahan Masalah Bersama-sama

Ketika anak menghadapi konflik tentang berbagi, dorong mereka untuk mencari solusi bersama. Misalnya, tanyakan, “Bagaimana kalau kita mencoba bergiliran atau bermain bersama-sama?” Melibatkan anak dalam mencari solusi memberi mereka rasa kontrol dan membuat mereka lebih cenderung menerima konsep berbagi.

Dengan bimbingan yang konsisten, anak-anak dapat belajar memahami bahwa berbagi dan bergiliran adalah bagian penting dari interaksi sosial yang menyenangkan dan menguntungkan.